Kisah Pengabdian Petani Tak Berlengan Rawat Ibunya


Chen Xingyin kehilangan lengannya akibat kecelakaan di usia 7 tahun. Tetapi, dia memilih tidak menyerah dalam bekerja dan merawat ibunya.
Dream - Chen Xingyin, 48 tahun bukan seorang pria dengan tubuh normal. Petani asal desa Tongxin, distrik Fengdu, kota Chongqing, Tiongkok ini kehilangan kedua tangannya akibat kecelakaan saat berusia 7 tahun.
Tetapi, kisah hidup Chen mampu melumerkan hati para netizen. Meski tidak bertangan, dia tidak pernah menyerah dalam berusaha dan bekerja serta tidak lelah merawat ibunya.
Chen selalu mengerjakan pekerjaannya sendiri dan tidak membutuhkan bantuan. Mulai dari bercocok tanam, beternak, memasak, mencuci baju, hingga menyuapi sang ibu yang berusia 88 tahun, dia lakukan tanpa mengandalkan bantuan orang lain.
Sejak 2004, Chen yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara ini merawat ibunya. Sang ibu hanya bisa tergeletak di ranjang lantaran menderita bronchitis. Chen menyuapi ibunya menggunakan mulut tiga kali sehari.
Setiap hari, Chen selalu keluar rumah pukul 3 sore. Dia pergi ke ladang membawa hewan ternaknya berupa 20 ekor kambing untuk merumput.
Saat bertani dan memasak, Chen menjalankan kegiatannya menggunakan dua kakinya. Chen begitu piawai memanen juga merontokkan biji jagung.
Kemandirian dan pengabdian Chen kepada ibunya menjadikan namanya terkenal di masyarakat sekitar. Para orangtua yang tinggal di desanya menjadikan Chen sebagai contoh dalam mendidik anak-anak mereka.
"Meski dia tidak punya lengan, dia tetap bekerja dengan cepat dibandingkan kebanyakan orang," kata salah satu tetangganya.
Sepanjang tahun, Chen telah melatih kakinya untuk mencuci, memotong dan memasak makanan. Sekarang, tampaknya tidak ada satupun pekerjaan yang cukup sulit bagi Chen.
Kisah Chen yang luar biasa mampu meluluhkan hati netizen.
"Dalam beberapa hal, kakinya terlihat lebih berguna dibandingkan tangan saya. Respek saya pada dia kebanyakan adalah bagaimana kerasnya dia bekerja membuat kehidupannya lebih baik, bukan mengandalkan bantuan dari orang lain," ujar salah satu netizen.
"Saya merasa ingin menangis ketika saya melihat gambar saat dia menyuapi ibunya," kata netizen lainnya.
"Orang-orang seperti dia layak mendapat perhatian lebih dan patut kita jadikan contoh. Saya mengharapkan dia selalu bahagia," tulis seorang netizen.
Sumber: Shanghaiist.com