Ustaz Arifin Ilham: Pendakwah tidak pantas minta tarif


Ustaz Muhammad Arifin Ilham menyebut tidak pantas seorang juru dakwah memasang tarif. Menurutnya, juru dakwah yang meminta tarif, maka hilang kemuliaan dirinya, tidak berwibawa dan dakwahnya menjadi tumpul, hampa, dan tidak menyentuh hati.

Pernyataan tersebut ditulis Ustaz Arifin Ilham melalui akun Facebook pribadi saat menjawab pertanyaan salah satu pertanyaan yang dialamatkan kepadanya, Rabu (15/4). Orang itu menanyakan bagaimana hukum juru dakwah yang meminta bayaran.

Berikut jawaban pendiri majelis taklim Adz-Dzikra tersebut terkait tarif yang dipasang juru dakwah.

SubhanAllah dalam surah Yasin ayat 21, "Ikutilah mereka yang berdakwah yang tidak minta ganjaran (tarif) kepadaMu, mereka lah juru dakwah yang diberi hidayah Allah". Kalau minta tarif maka sudah hilang ruh dakwah dan kemuliaan dirinya, tidak ada wibawa, dakwahnya pun menjadi tumpul, hampa, dan tidak menyentuh hati lagi. 

Hanya main main kata walau bagus retorikanya. Peringatan Rasulullah, "Barangsiapa menuntut ilmu, yang seharusnya ia tuntut semata-mata mencari wajah Allah Azza wa Jalla, namun ternyata ia menuntutnya semata-mata mencari keuntungan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan aroma wanginya surga pada hari kiamat" (HR Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah). 

Kalaupun diberikan sesuatu yang tidak mereka minta, maka boleh ia menerimanya apalagi kemudian dimanfaatkan untuk harakah dakwahnya seperti pesantren, mesjid, anak anak yatim yg diasuhnya. Sungguh sebenarnya juru dakwah itu lebih berhak untuk diberi upah hanya TIDAK PANTAS MINTA TARIF. 

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya perkara yang paling berhak kalian ambil upahnya adalah kitabullah" (HR Ibnu Majah). Sejatinya juru dakwah mulia itu istiqomah, tsiqqoh dengan dakwahnya karena ia punya kedudukan sangat mulia di sisi Allah sebagai "waratsatul anbiyaai" PEWARIS PARA NABI, jangan digadaikan apalagi dijual kedudukan mulia itu dengan harga murah dunia. 

Contohlah seperti Rasulullah dan para sahabat yg menyertai beliau, BERDA' WAH DAN BERDAGANG. Mulia di hadapan Allah, dan mulia juga di hadapan manusia. Sungguh dakwah itu bukan profesi tetapi amal mulia setiap pribadi mukmin. 

Sejak abang bercita cita ingin menjadi guru, di usia 16 tahun abang sudah berdagang sampai saat ini. Masjid Az Zikra memberi upah dua imam, masing masing Rp 3.800.000 setiap bulan, tiga muadzin masing masing Rp 2.400.000. 

Itupun masih ada kesempatan belajar, mengajar dan berdagang, dan mereka menempati rumah yang disediakan oleh majlis. Plus THR dan bonus Ramadan, ada pun khotib Jumat Rp 1.250.000, itu semua tanpa mereka minta tetapi kami memikirkan keadaan mereka walau banyak kekurangan. 

Kami sangat menyayangi mereka karena Allah. Allahumma ya Allah berkahilah dakwah kami dengan sifat ikhlas di hati kami, pikiran kami, ucapan kami, aktivitas kami dan dakwah kami. Amin.