Rupiah Terpuruk karena Pasar Tak Percaya Tim Ekonomi Jokowi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi Didik J Rachbini menilai melorotnya nilai tukar rupiah hingga di atas 14.000 per dolar AS tak hanya disebabkan faktor eksternal tetapi juga internal.
Menurutnya, faktor internal tersebut yaitu belum dipercayainya tim ekonomi pemerintah oleh pasar.
"Tim ekonomi pemerintahah baru yang tidak bisa meyakinkan publik dan pasar secara khusus. Dengan tim seperti ini meskipun pemilu berhasil dan ekonom-ekonom bilang rupiah akan kuat menjadi Rp 10.000 per dolar AS apabila Jokowi terpilih, tetapi karena tim ekonomi tidak meyakinkan maka rupiah terus merosot," ujar Didik saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/8/2015).
Selain itu, respons pemerintah menjaga stabilitas rupiah dalam satu tahun terakhir ini juga dinilai tak maksimal. Masalahnya kata dia, lantaran pasar sebenarnya tak memiliki kepercayaan kepada tim ekonomi pemerintah.
"Dalam waktu kurang setahun rupiah sudah merosot dari Rp 12.000 ke Rp 14.000 karena pemerintah masih belum dipercaya pasar untuk dapat meredam dampak faktor eksternal," kata dia.
Dari sisi neraca perdagangan, pemerintah juga dinilai tidak berhasil merespons penurunan ekspor sehingga neraca berjalan yang awalnya surplus menjadi negatif. Menurutnya, dari situlah awal masalah dan pelelahan nilai tukar terjadi.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah sore hari ini melemah. Meski sempat menguat, mata uang Garuda makin tak berdaya terhadapdolar AS dan diperdagangkan di Rp 14.049 per dolar AS atau turun sebesar 0,78 persen.(Yoga Sukmana)