Ayah adalah sosok pria tangguh yang pernah dikenal oleh semua anak yang ada di dunia ini.
Ayah merupakan suri tauladan yang baik untuk anak prianya dan cinta pertama untuk anak wanitanya. Ayah adalah sosok pria yang memiliki cinta dan kasih sayang yang besar untuk anak-anak dan keluarganya. Karenanyalah kita bisa hidup bahagia di dunia ini.
Ayah selalu memberikan semua yang terbaik untuk anak dan keluarganya. Ayah akan mengabulkan semua yang diinginkan oleh anaknya, karena kebahagiaan sang anak merupakan kebahagiaan pula untuk sang ayah. Ia rela banting tulang dan bekerja keras untuk membiayai semua kebutuhan sang anak dan keluarganya.
Tidak pernah memikirkan apa yang akan terjadi di luar sana dan menimpa dirinya, tidak pernah menghiraukan rasa lelah yang dirasakan, bahkan ia tidak pernah memikirkan panasnya terik matahari menyengat tubuhnya. Baginya anak adalah prioritas utama dan sudah kewajiban darinya untuk selalu membahagiakan anak-anaknya. Selain memenuhi semua yang menjadi keinginan sang anak, seorang ayah pun akan mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin sehingga kelak ketika sudah dewasa anaknya tersebut bisa menjadi orang yang berguna dan berbudi pekerti luhur.
Namun, tahukah anda? Tidak sedikit anak yang lupa akan pengorbanan dan kasih sayang seorang ayah yang telah diberikan kepadanya. Dimana mereka seakan-akan ingin hidup tanpa ada bayang-bayang dari orangtuanya, mereka merasa tidak ingin hidupnya diganggu oleh mereka, bahkan tidak bersedia merawat mereka setelah tua nanti. Lantas apakah hal tersebut benar adanya? Tentunya tidak.
Kita sebagai seorang anak tentunya harus bisa membalas budi dan jasa atas apa yang telah diberikan oleh orangtua kita sendiri, dimana salah satu caranya yaitu dengan merawat dan memberikan kasih sayang yang sama seperti mereka menyayangi kita dari kita kecil sampai sekarang ini.
Cerita di bawah ini di awali ketika seorang ayah telah mulai pulih dan diperbolehkan pulang di sebuah rumah sakit. Pada saat itu, anak wanita sang ayah yang telah berkeluarga menawarkan untuk merawat dirinya sampai benar-benar pulih nanti. Sang ayah pun bersedia untuk tinggal bersama dengan putrinya tersebut.
Kondisi sang ayah tidak sama lagi seperti dulu, dimana ia sudah semakin tua dan tidak sehat. Pada suatu ketika mereka semua makan malam bersama. Namun setiap makan malam bersama sang ayah tidak bisa makan dengan baik, dimana ia menjatuhkan cangkir kopi yang sedang diminum, menjatuhkan makanan, bahkan melakukan hal-hal yang mampu mengilangkan nafsu makan semuanya.
Melihat hal seperti itu keluarga anaknya merasa kesal. Hingga pada akhirnya sang anak dan suaminya memutuskan untuk memisahkan sang ayah ketika makan. Dimana mereka menyediakan meja kecil yang diletakan jauh dari meja makan mereka. Setiap makan, sang ayah selalu berada jauh dengan keluarga anaknya tersebut, ia tidak merasakan kehangatan ketika makan bersama keluarga, bahkan yang menemaninya hanyalah kucing.
Namun suatu hari anak sang ayah tersebut beserta suaminya menyaksikan kedua anak mereka sedang bermain di luar rumah. Ketika itu anak mereka yang masih kecil mengatakan bahwa ketika mereka telah dewasa nanti, mereka akan makan di dalam rumah sedangkan ayah dan ibunya harus makan terpisah dengan mereka. Mengetahui seperti itu, anak wanita sang ayah langsung menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh dirinya terhadap sang ayah salah. Dengan seketika ia menghampiri sang ayah dan meminta maap atas apa yang telah dilakukannya. Meskipun mungkin sang ayah merasa sakit hati kepada putriya tersebut, namun dengan sepenuh hatinya ia memaapkannya.