Musibah yang terjadi di Mina, Arab Saudi, Kamis 24 September 2015, menjadi yang terparah kedua dalam kurun waktu seperempat abad sejak 1990. Tercatat ada 717 jemaah haji yang dinyatakan meninggal dunia, sementara 800 lainnya luka-luka hingga pukul 20.11 WIB.
Korban jiwa dimungkinkan terus bertambah. Belum ada jumlah pasti.
Lokasi musibah terletak sekitar 5 km di luar kota Mekah, di mana 160.000 tenda didirikan untuk menampung jutaan jemaah yang akan melakukan ritual lempar jumrah.
Seperti dikutip dari The Guardian, insiden terjadi saat dua kelompok besar peziarah bertemu di persimpangan besar. Desakan dan saling dorong tak terelakkan.
Video dan foto yang diambil dari lokasi kejadian menunjukkan para korban yang tergeletak di jalanan gurun yang panas dan kering.
Sebanyak 4 ribu paramedis segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Mereka yang terluka dievakuasi menggunakan helikopter dan ambulans.
Itu adalah kejadian terparah, setelah kejadian serupa pada 1990, di mana lebih dari 1.400 jemaah haji meninggal dunia akibat berdesakan di terowongan Mina.
Korban jiwa dalam tragedi tahun ini melampaui kejadian serupa pada 2006 yang mengakhiri hidup 360 manusia.
Kejadian tersebut membuat sejumlah jemaah khawatir bukan kepalang. Kepada Sky News, seorang di antara mereka mengaku takut untuk melakukan ritual lempar jumrah.
"Saya sudah merasa lelah. Saya akan menunggu malam tiba untuk melakukannya. Jika tak mampu, saya mungkin akan memilih diwakilkan orang lain," kata dia.
Insiden di Mina terjadi kurang dari 2 minggu pasca-tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram yang mengakibatkan 111 jemaah meninggal dunia dan 390 lainnya luka-luka. (liputan6com)