Kemajuan teknologi memang memberikan kemudahan disegala bidang. Salah satu teknologi yang kini sangat digandrungi adalah smartphone atau telepon pintar. Tidak hanya remaja, dewasa dan orang tua, kini anak-anak pun sudah mahir menggunakan teknologi ini. Dengan banyak fitur dan fungsi, membuat anak-anak betah berlama-lama dengan layar smartphone.
Membiarkan anak mengikuti perkembangan teknologi tentu menjadi hal yang wajar. Namun hal ini akan berdampak berbahaya jika dilakukan tanpa pengawasan. Tidak hanya dari segi sosial, penggunaan smartphone yang berlebihan bisa memicu kerusakan otak. Dampak psikologis akibat kerja otak yang melemah membuat perkembangan mental anak terganggu. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan dewasanya kelak. Lantas bagaimana sebenarnya smartphone bisa merusak otak anak? Berikut ulasannya.
1. Perkembangan EQ Terganggu
Emotional Quotient (EQ) dapat terganggu jika anak lebih aktif dengan smartphone dibanding lingkungan sekitar. Terlebih jika penggunaan smartphone sudah dikenalkan pada tiga tahun pertama dalam kehidupan anak. Berdasarkan penelitian The American Acedemy of Pediatrics (AAP), anak dibawah usia dua tahun idelanya terbebas dari permainan yang melibatkan layar monitor.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa anak-anak yang berfokus pada layar smarphonenya memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Mereka berpotensi mengalami kesulitan berkomunikasi dalam kehidupan nyata, karena lebih sering menatap layar. Kecerdasan emosional diperlukan untuk membina hubungan baik dengan orang lain. Lantas bagaimana jika kecerdasan emosional anak anda rendah ketika dewasa nanti?
2. Kesulitan Berbicara
Masih dari penelitian AAP, anak-anak yang aktif menatap layar smartphone akan mengalami kesulitan berbicara. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa anak-anak usia dua tahun tidak memiliki kemampuan kognitif sehingga tidak mampu memahami apa yang ada dilayar smartphone. Inilah yang akan membuat mereka mengalami kesulitan berbicara. Hasil survei dari Common Sense Media menyebutkan 38 persen dari anak-anak di bawah 2 tahun telah menggunakan gadget seperti smartphone atau tablet, bahkan sebelum mereka bisa berbicara atau berjalan.
3. Kurang Aktif Bermain
Bermain merupakan salah satu metode mengembangkan kreativitas. Memang, smartphone juga menyediakan fitur untuk bermain bagi anak-anak. Namun hal ini tidak senyaman jika mereka bermain langsung di luar bersama teman-temannya. Seorang dokter di Harvard, John Ratey dalam bukunya menjelaskan, keuntungan dari bermain di luar membuat anak menjadi sehat secara fisik dan nyaman secara sosial. Sedangkan ketika bermain dengan smartphone, mereka hanya akan bermain dengan hal-hal tanpa karakter layaknya manusia.
4. Kesehatan Berkurang
Layar back-lit yang digunakan untuk komputer dan smartphone juga dapat menyebabkan masalah mata. Jika bagian ini terganggu sejak kecil, tentu kreativitas anak anak terbatas. Tidak hanya itu, aktivitas mendengarkan musik melalui smarphone juga bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Jika kesehatan sedkit demi sedikit digerogoti akibat kencanduan smartphone, tentu saja hal ini akan mengganggu produktivitasnya kelak saat sudah dewasa.
5. Berpotensi Sebabkan Penyakit Mental
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial agar mereka saling mengenal dan berinteraksi. Namun bagaimana jika kecilnya saja mereka sudah kecanduan dengan smartphone? Proyek PEACH, yang dilakukan kepada lebih dari 1.000 anak-anak antara usia 10 dan 11 tahun, menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih dari dua jam di depan layar smartphone akan menderita kesulitan psikologis. Ini termasuk depresi, kecemasan, kurangnya perhatian dan perilaku anak sering bermasalah. Ketika anak Anda menatap layar, keterampilan verbal mereka, pengembangan emosional, dan perhatian dapat berkurang secara tajam. Oleh karena itu, metode tradisional dalam belajar harus selalu dilaksanakan.
Semoga informasi ini menjadi proteksi dini bagi anda para kakak dan orang tua tentunya untuk selalu mendampingi adik serta anak-anak. Percayalah komunikasi langsung memiliki efek yang begitu besar dibanding memberikan mereka teman tanpa karakter.